-- KETIKA CINTA BERTAJWID --
- Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah. hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar.
- Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati diantara idgham billagunnah, terlihat tapi dianggap tak ada.
- Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar, jelas dan terang.
- Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta.
- Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba - tiba semua itu seperti Idgham mutamaatsilain, melebur jadi satu.
- Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil, paling panjang di antara yang lainnya...
- Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti Qalqalah kubro, terpantul- pantul dengan keras.
- Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu...
- Sayangku padamu seperti mad thobi’i dalam Quran. Buanyaaakkk beneerrrrr... :D
- Sayangku padamu seperti mad thobi’i dalam Quran. Buanyaaakkk beneerrrrr... :D
- Layaknya waqaf mu’annaqah, engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. DIA atau aku?
- Meski perhatianku tak terlihat seperti alif lam syamsiah, cintaku padamu seperti alif lam Qomariah, terbaca jelas.
- Kau dan aku seperti Idghom Mutaqorribain, perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya.
- Aku harap cinta kita seperti waqaf lazim, berhenti sempurna di akhir hayat...
- Sama halnya dengan Mad ‘aridh dimana tiap mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti, seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.
- Layaknya huruf Tafkhim, namamu pun bercetak tebal di pikiranku... :')
- Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro’ saja, begitu juga aku yang hanya untukmu.
- Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti mad aridlisukun... :')
- Tweetnya Subhanallah
@tausiyahku izin share ya ^^ - just ketik2 ala embem @wid_rhe2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar