Senin, 24 September 2012

Saat Air Matamu Berlinang Di depan ku...


        Nama Lengkapku Khodratun Nada Sausan. Ibu yang memberi nama itu yang memiliki arti Tetesan Embun Bunga Lili. Tapi teman-teman ku lebih enjoy dengan nama Nada. Aku Lahir Di Bekasi, 18 Agustus 1989. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara kedua kakak laki-laki berada di luar kota karena pekerjaannya. Sekarang aku kuliah di Salah satu perguruan tinggi yang ada di Bekasi. Hobi ku Baca, nyanyi, nulis (kalo lagi mood J). 
Pagi ini tepat tgl 18 Agustus dimana itu adalah hari ulang tahunku . Tidak ada yang special di hari ulang tahunku yang aku harap ada seseorang yang biasa mencium keningku setiap ulang tahunku dan berbisik lirih atas doa yang di ucapkannya di telinga ku.. IBU.. ya beliau  yang kuharapkan ada di ulang tahun ku ini.. saat ku ingat aku hanya bisa meneteskan air mata. Kini tak ada lagi yang mencium keningku, berbisik harapan dan doa di telingaku. Saat ku buka pintu kamar yang ku lihat ibu hanya berbaring di tempat tidurnya. Ibu sosok wanita yang selalu menjadi inspirasi ku, kini beliau terbaring lemah karena kecelakaan yang telah merubah secara drastis kehidupan di keluarga ku.. kecelakaan itu merenggut nyawa ayahku,. Membuat ibu ku lumpuh bahkan beliau kehilangan ingatanya. Ibu tidak ingat apa-apa yang pernah menghiasi kehidupannya sesekali aku berusaha mengingatkan itu membuat kepala ibu sakit. Aku tidak tega melihat ibu menjerit-jerit kesakitan seperti itu. Ibu aku hanya ingin ibu ingat aku anakmu, aku hanya ingin ibu mencium keningku saat ulang tahunku, ibu,, jerit aku dalam hati.
Aku tak dapat memaksakan keinginanku agar ibu bisa mengiatku, aku hanya bisa memohon pada allah agar mengembalikan ingatanya. Tak hentinya aku berdoa untuk ibu aku berharap doakan terkabul. Setiap hari aku merawat ibu berharap ibu merasakan betapa aku menyayanginya, melakukan hal-hal yang di sukai ibu, melakukan kegiatan yang pernah kita lakukan bersama. Berharapa ibu bisa mengingat anakmu ibu...
Setiap malam aku selalu tidur disamping ibu menemaninya dalam sepi. Memeluknya, menciumi pipinya, ibu hanya diam itu membuat aku terus menahan sedih. Sesekali ibu menatap mataku dengan tatapan kosong ia bertanya “ kamu selalu memanggil ku ibu? Apakah aku ibumu?” aku hanya bisa meneteskan air mata, ibu berbicara seperti itu kepadaku..                                               


#Masih ada kelanjutanya tunggu ya... :)



Just Ketik2 Ala EmBem

1 komentar:

  1. Et deh, kirain sambungan yg si Widya. -__-;
    Bagus, bagus. (^_^)b

    BalasHapus